Mohon Bantuan dan Do'a Nya, Pemuda di Nganjuk Idap Kanker Esofagus, Badannya Tinggal Tulang
Untuk makan, ia dibantu dengan selang yang dipasang di bagian perutnya. Itu pun melalui suntikan. Selain itu, tidak banyak cairan yang bisa ditampung di perutnya.
Berat badannya pun turun drastis. Saat masih bekerja menjadi satpam, berat badannya mencapai 90 kilogram. Kini, akibat kanker itu, bobotnya hanya mencapai sekitar 40 hingga 45 kilogram.
Salah satu kerabat Fajar, Meysha, mengatakan, Fajar mengeluh tidak bisa menelan makanan dan minum saat bekerja di Jakarta sebagai satpam. Ia kerap bolak-balik periksa ke dokter.
Awalnya, Fajar disebut mengalami penyakit di bagian lambung. Akan tetapi hal itu semakin buruk. Hingga kemudian, sejumlah rumah sakit memvonis Fajar mengidap kanker esofagus.
"Kendalanya nggak bisa makan minum, muntah terus. Untuk makan kayak disuntik. Untuk operasi risiko, bisanya dikemoterapi," ujar Mesysha
Ia menambahkan, tindakan operasi untuk Fajar terlalu berisiko. Sebab, ada bagian saraf yang harus dihilangkan dalam proses tersebut. Kini, satu-satunya jalan adalah menjalani kemoterapi.
Meski begitu, badannya kerap drop hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Terkadang berhari-hari harus opname di rumah sakit. "Hari ini dipasang alat bantu napas. Sebelumnya enggak," imbuhnya.
Selama sembilan bulan, Fajar hanya dirawat oleh kedua orang tuanya. Itu pun sambil disambi dengan berdagang keliling kampung. Karena itulah satu-satu sumber penghasilan orang tuanya.
Untuk biaya pengobatan, Fajar terbantu dari BPJS Kesehatan. Hanya saja, tak semua perawatan tercover oleh dana tersebut. Ada obat-obatan yang harus dibeli sendiri.
"Perawatan luka, obat apa itu yang agak mahal, beli sendiri. Orang tuanya pedagang sayur keliling, nggak ada kerjaan lain," tambahnya.
Saat ini, Meysha bersama dengan relawan lainnya tengah menggalang donasi untuk membantu pengobatan Fajar.
Posting Komentar untuk "Mohon Bantuan dan Do'a Nya, Pemuda di Nganjuk Idap Kanker Esofagus, Badannya Tinggal Tulang"
Posting Komentar