Kisah Almarhum yang Bahagia dengan Kiriman Doa dan Alquran
"Bila salah seorang anak Adam meninggal dunia, maka putuslah segala amal perbuatannya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh kepada orang tuanya." (HR muttafaq alaih dari Abu Hurairah RA)
Berdasarkan sabda Rasul itu kita tahu bahwa satu dari tiga perkara yang bisa dinikmati setiap penghuni alam barzah setelah mereka mati adalah doa anak shaleh kepada orang tuanya. Hadits itu mempunyai dua sasaran.
Pertama, kepedulian kepada orang lain walaupun sudah berpindah alam. Kedua, memberi tarbiyah (pendidikan) kepada anak kita agar kelak menjadi anak saleh, ingat kepada orang tuanya yang sudah meninggal.
Sebuah pengalaman spiritual tentang hal itu bisa dipetik dari kitab Irsyadul 'Ibaad, adalah seseorang bermimpi dalam tidurnya melihat ahli kubur keluar dari liang kuburnya. Mereka memungut sesuatu, namun ia tak mengerti apa yang mereka pungut. Ia juga terheran-heran karena salah satu dari ahli kubur itu hanya duduk dan tak ikut memungut.
Lalu ia mendekatinya dan bertanya, "Apa sesungguhnya yang mereka pungut?" Si ahli kubur itu menjawab, "Mereka memungut hadiah yang diberikan orang-orang Muslim [yang masih hidup] berupa bacaan Alquran, sedekah, dan doa." Orang itu bertanya lagi, "Mengapa Anda tak ikut memungut?" Si ahli kubur menjawab, "Aku sudah merasa cukup karena aku sudah dikirimi anakku setiap hari dengan bacaan Alquran. Saat ini anakku berjualan kue di pasar."
Ketika terjaga, orang yang bermimpi itu bergegas ke pasar. Ia menemui dan menanyakan apa yang dilakukan si pemuda yang disebut ahli kubur dalam mimpinya tersebut. "Aku baca Alquran ketika berziarah kubur, dan aku hadiahkan buat orang tuaku," jawab si pemuda tersebut.
Kisah tersebut mengandung hikmah bahwa doa yang diharapkan si mati tentunya berasal dari orang yang paling dekat, yakni anaknya. Ini menjadi bentuk bakti si anak kepada orang tua ketika kedua orang tua itu sudah meninggal. Tentu saja, si orang tua tidak akan menikmati doa-doa yang dikirim dari dunia kalau saja anak-anak mereka adalah para pendurhaka. Naudzubillah.
Posting Komentar untuk "Kisah Almarhum yang Bahagia dengan Kiriman Doa dan Alquran"
Posting Komentar