Baru Terungkap Drama Usai Brigadir J Diautopsi, Ada Jenderal yang Kebingungan Coba Menutupi Sesuatu
- Akhirnya almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua alias Brigadir J telah dimakamkan kembali dengan prosedur kedinasan Polri setelah di diautopsi.
Kuasa hukum keluarga almarhum Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjutak menyebut ada pihak yang berupaya menghalangi pemakaman secara kedinasan Brigadir Yosua, usai autopsi ulang di RSUD Sungai Bahar, Rabu (27/7/202), kemarin.
Kamaruddin Simanjuntak mengaku bahwa ada jenderal yang kebingungan dan ada pihak yang mencoba menutupi sesuatu.
Momen itu terjadi setelah Brigadir J selesai diautopsi ulang.
Kamaruddin Simanjuntak sempat berunding dengan berbagai pihak termasuk dengan seorang jenderal di Bareskrim Polri terkait rundingan tersebut.
Menurutnya, masih saja ada pihak yang menutupi hal ini.
"Tadinya kan sudah disepakati runding dengan jenderal itu, yang dari Penyidik Utama Bareskrim, tetapi kita terus berunding-berunding,
kita dari pihak yang berkehendak membuka, tapi kan ada juga pihak yang berkehendak menutup toh," kata Kamaruddin, Rabu (27/72/22).
Katanya, Presiden sudah mengamanatkan agar kasus ini dibuka seterang-terangnya.
"Tetapi ada juga yang tersembunyi yang terus berusaha menutup, maka oleh karena itu, saya minta pertanggungjawaban Brigjen itu," katanya.
Ia mengungkapkan, sejumlah kesepakatan dari kepolisian kepada pihak keluarga tidak dijalankan, mulai dari CCTV khusus untuk keluarga,
keluarga boleh melihat proses autopsi, boleh memoto dan memvideokan dibatalkan, sehingga menimbulkan kekecewaan.
Katanya, terjadi saling lempar antara seorang Jenderal di Bareskrim dengan Polisi berpangkat AKBP di Jambi, saat dimintai pertanggungjawaban pemakaman secara kedinasan ini.
"Jadi, jenderal itu juga bilang ke saya, saya juga bingung bang, silahkan koordinasi dengan Kapolres," kata Kamaruddin, menirukan perkataan sang jenderal.
"Saya tanya Kapolres, saya bilang kata jenderal katanya tanggungjawabmu, Kapolres tanya balik, kok jadi ke saya," katanya.
Setelah perdebatan dan saling lempar tersebut, Kamaruddin kemudian memposting semua tuntutannya di media sosial Facebook (FB) pribadinya,
serta menyampaikan ke media, dan meminta perhatian dari Presiden, Panglima, Menkopolhukam, DPR, dan Kapolri.
"Menurut saya, karena tidak ada putusan pengadilan yang mengatakan sampai saat ini dia bersalah, dalam suatu hal tindak pidana,
maka dia berhak mendapatkan upacara kedinasan secara Polri, dalam hal pemakaman," sebutnya.
"Kemudian ini untuk mengobati hati orangtuanya, dan permintaan keluarga, sehingga saya desak terus dan puji Tuhan dikabulkan," tutup Kamaruddin.
Dokter Forensik Akui Alami Kesulitan saat Autopsi Jenazah Brigadir J
Proses autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua sudah selesai dilakukan pada Rabu (27/7/2022).
Brigadir Yosua tewas ditembak Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu.
Proses autopsi jenazah Brigadir Yosua dilakukan 7 dokter spesialis yang dipimpin Ketua Tim dokter forensik sekaligus Ketua PDFI (Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia) dr Ade Firmansyah.
Dalam autopsi ulang ini dokter Ade membeberkan apa saja yang diperiksa dan ditemukan di tubuh jenazah Brigadir Yosua.
Hal ini dikarenakan prosesnya autopsi ulang ini mengalami beberapa kesulitan, pertama karena jenazah sudah di formalin dan sudah mengalami beberapa derajat pembusukan.
"Autopsi hari ini memang sesuai dengan apa yang kita perkirakan sebelumnya, bahwa autopsi pasti memiliki beberapa kesulitan.
Pertama jenazah sudah di formalin dan sudah mengalami beberapa derajat pembusukan yang sudah kita antisipasi memang akan terjadi," ungkapnya.
Selain luka pembusukan, tim forensik juga melihat jelas bentuk jenazah pasca autopsi, mulai dari sayatan untuk membuka kepala yang bisanya dilakukan dari tulang mastoid kanan ke arah kiri.
Serta ada luka garis membentuk huruf I, mulai dari dagu hingga ke kemaluan.
"Itu standar teknik operasi yang biasa dilakukan," ucapnya.
Ade juga menyebutkan, ada tanda-tanda telah dilakukan proses formalin.
"Kemudian ada beberapa tempat informasi yang kami dapat dari keluarga yang dilihat secara kasat mata itu kami periksa juga," ujarnya.
Dipantau Komnas HAM dan Kompolnas
Proses autopsi Brigadir Yosua tersebut juga dipantau Komnas HAM dan Kompolnas.
Komnas HAM dan Kompolnas mengikuti proses autopsi ulang jenazah Brigadir Yosua di RSUD Sungai Bahar, Rabu (27/7/2022) sebagai pengawas eksternal.
Komnas HAM diwakili Pengawasan Internal dan Kerja sama, Gatot Ristanto dan Kompolnas diwakili oleh Komisioner Poengky Indarti.
Dalam konferensi pers yang dilakukan di halaman RSUD Sungai Bahar, Perwakilan Komnas HAM Gatot Ristanto mengatakan,
kehadiran dirinya untuk memastikan adanya keterbukaan informasi dalam proses autopsi jenazah Brigadir Yosua.
"Kami dari Komnas HAM tentunya hadir untuk menyaksikan proses ini, bahwa ada keterbukaan informasi yang dilakukan dalam proses autopsi yang kedua ini," ucapnya.
Tentunya apa yang dihasilkan nanti dari proses ini pihaknya akan menunggu, sementara itu pihaknya siap jika memang dibutuhkan untuk melengkapi informasi yang sudah ditemukan.
Sementara itu, Poengky Indrarti mengatakan pihaknya ingin memastikan proses ini dilakukan secara profesional.
"Kami dari Kompolnas hadir di sini sebagai pengawas fungisonal sekaligus pengawas eksternal Polri,
kami hadir disini ingin memastikan bahwa lidik sidik dalam kasus ini dilakukan secara profesional, mandiri, transparan dan akuntabel dengan cyntific crime investigation," ungkapnya.
Ia menyebut dengan hadirnya dokter Ade dan tim forensik lainnya adalah bentuk cyntifik crime investigation.
Ia berharap masyarakat bersabar untuk menunggu hasil autopsi yang sudah dilakukan.
"Kami mendapatkan kesempatan memantau seluruh proses dengan fair, jadi kami bisa melihat dan apa yang dilakukan dokter Ade dan tim sangat profesional,
dan kami sangat percaya integritas, independensi dari PDFI, kami berharap masyarakat sekalian bersabar menunggu hasil autopsi," pungkasnya.
(*)
Posting Komentar untuk "Baru Terungkap Drama Usai Brigadir J Diautopsi, Ada Jenderal yang Kebingungan Coba Menutupi Sesuatu"
Posting Komentar